Text
Hubungan Asupan Zat Besi , Kebiasaan Jajan Dengan Status Gizi Anak Sekolah Kelas V Di SDN 22 Muaro Kabupaten Sijunjung Tahun 2019
Periode anak usia sekolah disebut juga sebagai periode laten sehingga ketersediaan zat gizi makro dan mikro perlu diperhatikan, salah satunya adalah zat besi. Zat besi merupakan bahan dasar pembentuk hemoglobin yang berperan dalam pengangkutan oksigen dan sari-sari makanan keseluruh sel dalam tubuh. Kekurangan zat besi akan mempengaruhi produktivitas kerja yang akhirnya akan mempengaruhi status gizi anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat besi dan kebiasaan jajan dengan status gizi anak sekolah kelas V di SDN 22 Muaro Kabupaten Sijunjung tahun 2019.
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yang dilakukan di SDN 22 Muaro Kabupaten Sijunjung pada bulan Juni 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, dimana jumlah sampel 34 orang. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan, pola konsumsi zat besi (Fe) diperoleh dengan wawancara menggunakan formulir SQ-FFQ, dan data kebiasaan jajan diperoleh dari hasil kuesioner. Analisa data dilakukan menggunakan uji statistik Korelasi Spearman karena data berdistribusi tidak normal dan untuk melihat hubungan asupan zat besi dan kebiasaan jajan dengan status gizi.
Hasil penelitian didapatkan siswa kelas V di SDN 22 Muaro Kabupaten Sijunjung yang memiliki status gizi normal 70.6%, tidak normal 29.4%. Rata-rata asupan zat besi yaitu 5 mg per hari, asupan ini termasuk kategori kurang, berdasarkan hasil wawancara SQ-FFQ responden suka mengonsumsi teh yang merupakan salah satu faktor penghambat penyerapan zat besi. Dan uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan status gizi pada siswa (p= 0.573) karena zat besi merupakan zat gizi mikro yang kaitannya tidak langsung pada status gizi, ada variabel perantara yaitu asupan zat gizi. Sedangkan untuk kebiasaan jajan hampir seluruh responden memiliki kebiasaan suka jajan (97.1%) dan dari uji statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan jajan dengan status gizi pada siswa (p= 0.721), karena perilaku jajan dapat dipengaruhi oleh perbedaan sosial budaya dan perilaku sehat yang berbeda.
Disarankan responden dengan bantuan orang tua agar meningkatkan konsumsi makanan tinggi zat besi (Fe), untuk sekolah agar memberikan pembinaan kepada siswa agar mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi (Fe).
Kata kunci : Status gizi, zat besi, kebiasaan jajan.
Daftar pustaka 33 (2007-2018)
Tidak tersedia versi lain